Thursday, December 31, 2015

Bibir Sumbing, Cleft Lip Palate

Leave a Comment
Di masyarakat, khususnya daerah pedesaan, masih banyak orang yang mengabaikan bibir sumbing. Bahkan ada yang memiliki anak atau kelarga dengan bibir sumbing yang dibiarkan begitu saja sampai dewasa tanpa pernah memeriksakannya ke dokter. Hal ini disebabkan karena masih banyak yang menganggap bibir sumbing suatu aib atau kutukan, dan juga kurangnya informasi tentang bibir sumbing yang mereka dapatkan. 
Sebenarnya apa sih bibir sumbing atau Cleft Lip and Palate (CLP) itu? Cleft Lip and Palate (CLP) merupakan suatu kelainan atau cacat bawaan dari lahir yang berupa celah pada bibir, gusi dan langit-langit. Pada orang awam biasa disebut bibir sumbing, walaupun terkadang celahnya bukan hanya pada bibir saja tetapi juga didapatkan pada gusi dan langit-langit.
Kelainan ini dapat terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang mengakibatkan terganggunya proses tumbuh kembang janin. Ada beberapa faktor yang diduga dapat mengakibatkan kelainan ini, antara lain adalah obat-obatan, infeksi virus, truma, radiasi, kekurangan nutrisi serta stres pada masa kehamilan. Selain itu faktor genetik atau keturunan juga dianggap memegang peranan penting.
Ada banyak masalah yang dihadapi pada penderita bibir sumbing (CLP) yang mulai muncul sejak lahir. Hal pertama tentu saja derita psikis yang dialami orang tuadan keluarga yang kelak juga akan dialami oleh penderita setelah menyadari dirinya berbeda dengan yang lain. Banyak diantara orang tua yang akhirnya putus asa sampai depresi karena hal ini. Mereka menganggap hal ini sebagai aib dan akhirnya malu untuk menunjukkan anaknya dan pergi ke dokter.
Bagi anda yang memiliki anak atau keluarga yang lahir dengan CLP, janganlah putus asa. Karena sebenarnya CLP bisa diatasi sehingga secara fisik maupun fungsi dapat diperbaiki hingga mendekati normal. Tetapi itu semua perlu kesabaran dan ketelatenan terutama bagi orang tua, karena terapi CLP tidak bisa instan dan terdiri dari tahapan-tahapan terapi yang nantinya akan melibatkan berbagai bidang seperti dokter spesialis bedah plastik, THT, dokter gigi spesialis orthodonti, speech terapi dan lain-lain. Berikut ini akan saya uraikan garis besar langkah-langkah penatalaksanaan CLP agar anda mendapat bayangan langkah apa yang harus dilakukan.
Saat bayi baru lahir, secara fisik adanya celah akan membuat kesukaran minum karena daya hisap yang kurang dan tumpah atau bocor ke hidung. Karena itu pemberian nutrisi pada anak sebaiknya dilakukan pada posisi anak tegak, dengan menggunakan sendok atau dengan dot yang lubangnya besar dan arahnya ke bawah. Selain itu disarankan anak tidurnya miring ke arah celah dengan tujuan untuk mempersempit celah.
Operasi pertama yaitu operasi bibir dan hidung (cheiloraphy) dilaksanakan bila anak sudah menginjak usia minimal 10 minggu atau 3 bulan, berat lebih dari 10 pound atau 5 kg, dan hemoglobin lebih dari 10gr%. Pada usia 10-12 bulan dilaksanakan operasi langit-langit (phalatoraphy), karena pada usia ini anak mulai belajar bicara. Evaluasi bicara difollow up oleh speech teraphist mulai 3 bulan pasca operasi pada usia 1-4 tahun. Pada usia 4 tahun dievaluasi kembali, bila masih terdapat sengau saat berbicara maka dipertimbangkan untuk dilakukan operasi langit-langit ulang.
Pada usia 6-8 tahun dilakukan perbaikan lengkung gigi dan gusi oleh ahli orthodonti sebagai persiapan tindakan alveolar bone graft, yaitu operasi "menyisipkan" tulang pada celah gusi, yang nantinya akan dilaksanakan pada usia 9-10 tahun oleh Spesialis Bedah Plastik. Pada usia 12-13 tahun dilakukan final touch atau perbaikan-perbaikan untuk operasi-operasi yang pernah dilakukan, bila masih ada kekurangan. Evaluasi tulang-tulang muka dilakukan pada usia 17 tahun dimana tulang-tulang muka telah berhenti pertumbuhannya. Bila didapatkan kelainan muka cekung maka dapat dilakukan operasi advancement osteotomi Le Fort I.
Penanganan kecacatan pada celah bibir dan langit-langit memang tidak sederhana dan melibatkan berbagai unsur. Hal yang paling penting disini adalah kesabaran dan ketelatenan dari orang tua maupun pasien sendiri. Memang penanganannya membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang, tetapi bila sudah melalui langkah-langkah yang benar dan tidak terlambat, maka bukan hanya secara fisik dan fungsi yang membaik, tetapi juga peningkatan dari segi psikologis dan mutu hidup pasien. Bila anda memiliki anak atau keluarga yang menderita CLP, tidak perlu ragu atau malu, segeralah dibawa untuk berkonsultasi kepada dokter atau spesialis bedah plastik untuk merencanakan tahapan-tahapan penanganannya. Semakin dini penanganannya akan semakin baik hasilnya.
Read More...

Wednesday, December 23, 2015

Sejarah Bedah Plastik

Leave a Comment
Sejarah Bedah Plastik di Dunia
            Kata plastik berasal dari bahasa yunani “Plasticos” yang artinya “to mold” atau “membentuk”. Jadi bedah plastik merupakan ranah disiplin kedokteran bedah yang memanfaatkan potensi sifat-sifat fleksibiitas jaringan (1) untuk tujuan memperbaiki kecacatan fisik dan fungsi anggota tubuh (rekonstruksi), (2) dan untuk tujuan menyempurnakan bentuk anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat menjadi lebih indah (estetik).
            Bedah plastik sudah dikenal sejak ±800 SM di India yang telah mulai merekonstruksi hidung dan telinga yang rusak. Metode itu dibuat oleh seorang ahli bedah, yang dikenal sebagai bapak operasi bedah India, Sushruta. Dia memakai cheek tisue untuk “menambal” nasal tips dan daun telinga.
            Selain itu di Persia, seorang dokter terkenal bernama Rhazes memperkenalkan pemakaian usus hewan untuk ligatures pada ±900M. Tetapi sebenarnya ha itu sudah pernah dipakai sebelumnya oleh bangsa Roma bernama Celcus, bukan dokter, yang berbicara tentang rekonstruksi di 8 buku tulisannya.
Read More...


.