Kanker, seperti yang kita ketahui kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Prevalensi penderita kanker meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial ekonomi, serta perubahan pola penyakit (Tjindarbumi, 1995). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, kanker menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di Indonesia. Angka proporsi penyakit kanker di Indonesia cenderung meningkat dari 3,4 (SKRT 1980) menjadi 4,3 (SKRT 1986), 4,4 (SKRT 1992), dan 5,0 (SKRT 1995). Data Profil Kesehatan RI 1995 menunjukkan bahwa proporsi kanker yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan dari 4,0% menjadi 4,1%. Selain itu, peningkatan proporsi penderita yang dirawat inap juga terjadi peningkatan di rumah sakit DKI Jakarta pada 1993 dan 1994, dari 4,5% menjadi 4,6%.
Kanker
payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi,
yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker
payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya. Sebanyak 350.000 di
antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang
berkembang (Moningkey, 2000). Kanker payudara merupakan kanker terbanyak
kedua sesudah kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988
sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker
leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas. Selain jumlah
kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker
payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari tahun
1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998).
Berikut ini ada beberapa
cara diagnosis awal kanker payudara bagi dokter umum:
·
Ada benjolan yang keras
di payudara
- Bentuk puting berubah ( bisa
masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan /
darah
- Ada perubahan pada kulit
payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk adanya
benjolan-benjolan kecil
- Ada luka dipayudara yang sulit
sembuh
- Payudara terasa panas, memerah
dan bengkak
- Terasa sakit / nyeri ( bisa
juga ini bukan sakit karena kanker, tapi tetap harus diwaspadai )
- Terasa sangat gatal didaerah
sekitar puting
- Benjolan yang keras itu tidak
bergerak ( terfiksasi ). dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit
- Apabila benjolan itu kanker,
awalnya biasanya hanya pada 1 payudara
Peran Promotif dan
Preventif :
Pengertian Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI)
- Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara
setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan
sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui
lesi payudara (Varney, 2007).
- Sedangkan menurut Smeltzer
(2005) SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri antara hari ke – 5 dan
ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid
sebagai hari 1. Dan menurut Maulani (2009), Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat
melindungi anda dari resiko kanker payudara.
- Deteksi dini kanker payudara
adalah program pemeriksaan untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih
berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk
menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker payudara dapat ditemukan secara
dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan
mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%
(Saryono dan Pramitasari, 2009).
Strategi Mencegah Kanker
Payudara
1.Pencegahan primer.
- Pencegahan primer adalah
pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan
diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola
hidup sehat.
- Cara ini dilakukan oleh para
wanita yang belum sama sekali terdeteksi adanya kanker payudara. Hal ini
sangat bagus bila dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara
dini.
Hal-hal yang dapat
dilakukan dengan pencegahan primer adalah :
- Membatasi konsumsi alkohol
- Menjaga berat badan ideal
- Berkonsultasi dengan dokter
mengenai cara alternatif untuk menambah atau hormon lainnya
- Menggabungkan aktivitas fisik
kedalam kehidupan sehari-hari
- Mengonsumsi makanan kaya serat
dan rendah lemak
- Perbanyak konsumsi buah-buahan
dan sayuran
2.Pencegahan sekunder
- Terkadang kita tidak tau bahwa
kita dapat terkena resiko kanker payudara. Dari pola makan yang salah atau
dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker ini. Pencegahan
sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu yang
memiliki resiko untuk terkena kanker payudara.
- Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteki dini.
Beberapa metode deteksi ini terus mengalami perkembangan.
Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker payudara adalah dengan cara :
- Wanita usia 20 tahun dianjurkan
melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara
dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah
menghubungi dokter.
- Wanita usia 35-40 tahun
melakukan mamografi
- Wanita berusia diatas 40 tahun
melakukan check-up pada dokter ahli atau melakukan cancer risk assessement
survey
- Wanita berusia lebih dari 50
tahun check-up rutin dan demografi setiap tahun.
- Saat baik melakukan mamografi
adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara
secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto dari atas
ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
3.Pencegahan tersier
- Pencegahan ini ditunjukan pada
individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang
tepat sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan ini untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan :
- Operasi walaupun tidak
berpengaruh banyak tehadap ketahanan penderita
- Tindakan kemoterapi dengan
sitostatika
- Pada stadium tertentu,
pengobatan diberikan hanya berupa sistomatik
- Dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif
Cara lain untuk
melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :
- Jangan menggunakan bra yang
terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika tidur bra dilepas
- Hilangkan kebiasaan merokok dan
minum alkohol
- Periksa payudara sendiri secara
rutin, misalnya satu bulan sekali
- Hindari radiasi dari Sinar-X
atau berbagai macam radiasi lainnya
- Rajin mengonsumsi sayuran dan
buah-buahan yang banyak mengandung vitamin sebagai zat antioksidan.
- Selain itu, banyak-banyaklah
mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu, dan sebagainya. Kacang kedelai
mulai mengandung fitoestrogen genistein yang dapat membantu mengurangi
resiko tumbuhnya kanker payudara.
- Rajin berolahraga meski hanya
sebatas olahraga ringan seperti joging
- Kurangi makanan yang banyak
mengandung lemak, terutama lemak hewani
- Hindari stress.
Daftar Pustaka
- Ama, Faisol, 1990. Masalah
Kanker Payudara dan pemecahannya. Majalah Kesehatan Masyarakat
Indonesia. Tahun XIX. Nomor 1 Maret. Jakarta.
- Ambarsari, Endang, 1998.
Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU Persahabatan, Jakarta pada
Juni sampai September 1997. Skripsi. FKM UI. Depok.
- Goodwin, Tames S, et all, 1998.
Geographic Variations in Breast Cancer Mortality: Do Higher Rates Imply
Elevated Incidence or Poorer Survival. American Journal of Public
Health. March 1998.
- Grodstein, Francine, et al,
1997. Post Menopausal Hormone Therapy and Mortality. The New
England Journal of Medicine VoI 336 No 25. England.
- Profil Kesehatan Indonesia.
Pusat Data Kesehatan. Jakarta, 1997
- Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
- Kvale, Gunnar, et al, 1994.
Parity in Relation to Mortality and Cancer Incidence: A Prospective Study
of Norwegia Women. International Journal of Epidemiology Vol.
23 No.4. Great Britain.
- Manuaba, Tjakra Wibawa, 1996.
Karsinoma Mamma: Evaluasi Penatalaksanaan Dalam Kurun Waktu Empat Tahun
Sesuai dengan Protokol Peraboi. Majalah Ilmiah Universitas
Udayana. Lembaga Penelitian Universitas Udayana. Denpasar.
- Moningkey, Shirley Ivonne,
2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000.
Jakarta.
- Palupy, Rini Widyastuty,
2000 Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Praktik Pendeteksian
Dini Kanker Payudara pada Karyawati Administrasi Universitas Indonesia tahun
1999, FKM UI.
- Perez, Carlos A, 1995. Present
and Future of Radiation Therapy in Cancer Management and Quality of Life. Book
of Procedings Jakarta International Cancer Conference'95. Jakarta.
- Pratt, William B, et al,
1994. The Anticancer Drugs. Oxford University Press. Oxford
New York.
- Ramli, Muchlis, l995. Epidemiological
Review of Breast Cancer in Indonesia. Book of Proceedings Jakarta
International Cancer Conference'95. Jakarta.
- Smith, Jane and Leaper, David
J, 1993, Breast Lumps Aguide to Diseases of Breast. Ieadway. Hodder and
Stoughon.
- Srivastata, SK, 1992. Modern
Concepts in Surgery. Tata McGraw-HiII Publishing Company Limited. New
Delhi.
- Tjahjadi, Gunawan, 1995,
Patologyi Tumor Ganas Payudara, Kursus Singkat Deteksi Dini dan Pencegahan
Kanker. 6-8 November. FKUI-POI. Jakarta
- Tjahjadi ,Gunawan,dkk,
1986 Patologyi Tumor Ganas Payudara. Bagian Patologi Anatomi.
FKUI. Jakarta.
- Tjindarbumi, 1982 Penemuan Dini
Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam: Diagnosis Dini
Keganasan sertaPenanggulangannya. FKUI. Jakarta.
- Tjindarbumi, l982 Penanganan
kanker Dini dan Lanjut. Bagian Patologi Anatomik. FKUI. Jakarta.
- Tjindarbumi, 1995. Diagnosis
dan Pencegahan Kanker Payudara, Kursus Singkat Deteksi Dini dan Pencegahan
Kanker. 6-8 November. FKC.II-POI. Jakarta.
- Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini
Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam: Deteksi Dini Kanker. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
- Vaidya, M.P, and Shukla,
H.S. A textbook of Breast Cancer. Vikas Publishing House PVT
LTD.
- Vorherr, Helmuth, 1980. Breast
Cancer, Epidemiology, Endocrinology, Biochemistry, and Pathobiology. Urban
& Scharzenberger. Baltimore Munich.
- Zahl, Per-Henrik and Tretli,
Steiner l997, Long term Survival of Breast Cancer in Norway by Age
and Clinical Stage. Statistics in Medicine Vol. 16. Oslo. Norway.