"Bayi Biru, apa itu ?" Istilah ini memang sering diutarakan oleh para orang tua
yang mendapati badan anak nya biru bila menangis atau melakukan aktifitas yang
berat. Keadaan “Bayi Biru” ini dapat disebabkan oleh kelainan jantung bawaan
dengan tipe sianotik, yang kemungkinan besar adalah Tetralogy of Fallot. Karena
sampai saat ini, Tetralogi of Fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang
paling sering ditemukan, ditandai dengan sianosis akibat adanya pirau kanan ke
kiri. Tetralogy of fallot timbul pada kurang lebih 3-6 per 10.000 kelahiran dan
menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital.
Apakah ToF itu ?
Tetralogi fallot merupakan kelainan anatomi
yang disebabkan oleh kegagalan perkembangan infundibulum ventrikel kanan. Tetralogi
Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang
terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari
bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel)
dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta . Tetralogi
fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai
dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis
pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
Tetralogi fallot adalah akibat kegagalan
septum bagian anterior, sehingga timbul kombinasi klinik berupa VSD, pulmonary stenosis,
dan overriding aorta. Perkembangan dari hipertropi ventrikel kanan adalah karena
kerja yang makin meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat
diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini.
Pada tetralogi fallot terdapat empat macam
kelainan jantung yang bersamaan, yaitu :
1. VSD, yaitu lubang pada sekat antara kedua
ventrikel. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau
dari sebuah lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga
menerima darah dari kedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga
darah yang mengalir dari ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari
normal; malah darah masuk ke aorta. Stenosis pulmonal terjadi karena
penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru,
bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan.
3. Aorta overriding, di mana letak muara aorta
selain dari ventrikel kiri juga dari ventrikel kanan, sehingga darah dari
ventrikel kanan maupun kiri masuk ke aorta bersamaan.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa lebih
keras agar dapat melewati katup pulmonal yang menyempit, sehingga otot
ventrikel kanan akan hipertrofi. Selain itu, ventrikel kanan akan memompa darah
lebih banyak karena mendapat aliran darah dari ventrikel kiri melalui VSD dan
ventrikel kanan akan memompa sejumlah besar darah ke dalam aorta yang
bertekanan tinggi. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat
beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat.
Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
Kesulitan fisiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak melewati paru sehingga tidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta tanpa mengalami oksigenasi.
TOF dibagi dalam 4 derajat :
1. Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal
2. Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3.Derajat III :sianosis waktu istirahat,
kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis bertambah, ada dispneu.
4. Derjat IV : sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.
Bagaimana gejalanya ?
1.
Sesak, sesak biasanya terjadi ketika anak melakukan
aktivitas (misalnya menangis atau mengedan)
2.
Berat
badan bayi tidak bertambah
3.
Pertumbuhan
berlangsung lambat
4.
Jari
tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers);
5.
Sianosis/
kebiruan : sianosis akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu,atau
menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh
tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan aliran darah dari kanan ke kiri
(right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah
yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh.
Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang
justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri
femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa
lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat
stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
Pada sebagian besar kasus, diagnosis
kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa neonatus, ditemukan pada anak
yang berusia diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun.
Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada ToF?
a. Trombosis otak
Biasanya terjadi pada vena cerebralis atau
sinus dura dan kadang-kadang pada arteri cerebralis, lebih sering bila ada
polisitemia berat. Dapat juga dipercepat dengan dehidrasi. Trombosis paling
sering terjadi pada penderita di bawah usia 2 tahun.
b. Endokarditis bakterialis
Terjadi pasca bedah rongga mulut dan
tenggorokan seperti manipulasi gigi, tonsilektomi. Infeksi lokal di kulit juga
merupakan sumber infeksi. Pada penderita yang ingin melakukan pembedahan harus
melakukan profilaksis antibiotik.
c. Abses otak
Penderita sering di atas 2 tahun. Gejala
berupa demam ringan, atau perubahan perilaku
sedikit demi sedikit. Pada beberapa penderita ada gejala yang mulainya akut,
yang dapat berkembang sesudah riwayat nyeri kepala, nausea dan muntah. Serangan
epileptiform dapat terjadi, terdapatnya tanda-tanda neurologis local tergantung
tempat dan ukuran abses dan adanya kenaikan tekanan intracranial.Laju endap
darah dan hitung sel darah putih biasanya meningkat.
d. Perdarahan
Pada polisitemia berat, trombosit dan fibrinogen
menurun hingga dapat terjadi ptekiae, perdarahan gusi.
Bagaimana prognosisnya?
Menurut Prof.Dr.dr.A. Samik Wahab, SpA(K)
dalam bukunya yang berjudul Penyakit Jantung Anak tahun 2003 prognosis bayi dengan TOF sangat
bergantung pada beratnya lesi. Bayi dengan atresi pulmonal atau stenosis
pulmonal yang berat bila tidak segera di operasi akan meninggal karena
hipoksia. Jarang hidup melebihi umur 1
tahun. Bila penderita seperti ini dapat hidup melebihi tahun pertama, berarti
pada penderita tersebut timbul sirkulasi kolateral bronchial yang intensif.
Pada penderita dengan sianosis berat dengan polisetemia dan tidak dapat bekerja
karena dispnea, biasanya sukar mencapai
umur 20 tahun.Penderita yang lebih ringan (penderita golongan 3) yang
sianosisnya timbul pada waktu umur setahun. Serangan hipoksia hanya
kadang-kadang terjadi pada umur setahun, tetapi sebagian besar penderita tanpa
keluh kesah sampai dapat berjalan.Oleh karena itu, penderita tipe ini dapat
hidup sampai umur 30 tahun.Penderita yang pada waktu bayi sampai masa
kanak-kanak tidak sianosis(penderita golongan 2) dan kalau bekerja hanya timbul
keluh kesah ringan, penderita tipe ini dapat hidup sampai kurang lebih 40 tahun
DAFTAR PUSTAKA
A.H
Markum. 1991.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.
Bambang
M,Sri endah R,Rubian S. 2005.Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Geraldin
C. 1998. Pediatric Core Content At-A- Glance. Lippincott-Philladelphia: New
York.
Nelson.
1992.Ilmu Kesehatan Anak . Jakarta: EGC.Sacharin,Rosa M. 1996.
Samik
Wahab. 1996. Kardiologi Anak Nadas. Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta,Indonesia
Sudigdo
& Bambang. 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak . Jakarta:IDA
Sharon,Ennis Axton. 1993.
Pediatric Care Plans.Cumming Publishig Company:California.